Sabtu, 27 November 2010

Harry Potter and The Deathly Hallows Gif





































Emma Watson

Profil

Emma Watson
(c) splashnews.comNama: Emma Watson Tanggal lahir: Minggu, 15 April 1990
Status: Single Zodiak: Aries
Lahir di: Paris Debut: Harry Potter and the Sorcerer's Stone
Debut Emma dalam dunia seni peran dimulai dengan memerankan Hermione Granger, satu dari tiga tokoh bintang dalam serial populer Harry Potter. Dunia panggung bukan hal baru bagi bintang remaja Inggris ini.
Emma Charlotte Duerre Watson lahir di Paris, Prancis, 15 April 1990, dari orang tua yang keduanya berprofesi sebagai pengacara, Jacqueline Luesby dan Chris Watson. Bersama seorang adik laki-laki, Emma dan keluarga tinggal di Paris hingga Emma berusia lima tahun. Menyusul perceraian orang tuanya, Emma pindah ke Oxfordshire, Inggris, bersama ibu dan adiknya. Hasrat untuk menjadi seorang aktris sudah muncul saat Emma berusia enam tahun, dan selama beberapa tahun, kemampuan akting, menari, dan menyanyinya diasah di Stagecoach Theatre Arts, sekolah teater dari Oxford.
Pada usia sepuluh tahun, Emma tampil dalam berbagai drama sekolah dan juga bersama Stagecoach. Aktris yang mengidolakan aktor Johnny Depp ini ikut berperan antara lain dalam Arthur: The Young Years and The Happy Prince. Namun, Emma belum pernah terlibat seni peran profesional sebelum bergabung dengan produksi film Harry Potter.
Pada September 1998, saat baru berusia delapan tahun, Emma pindah ke Dragon School. Prestasinya terus bersinar di bidang akademis dan menjadi anggota tim debat sekolah. Kemampuan akademis tersebut bergabung dengan kecintaannya terhadap seni, terutama seni peran, dan olahraga, khususnya hockey lapangan.
Suatu hari, Emma yang berusia sembilan tahun, menjadi salah satu dari banyak siswi terpilih untuk mengikuti audisi pemeran Hermione Granger. Tim audisi berkunjung ke sekolah-sekolah di Inggris, terutama ke sekolah dengan kegiatan drama yang sangat baik. Gadis bermata coklat ini sangat antusias dengan kesempatan audisi tersebut karena dia keranjingan buku Harry Potter karangan J.K. Rowling tersebut dan karakter yang sangat dikaguminya adalah Hermione.
Setelah delapan kali audisi berikutnya, Emma dipanggil lagi ke Leavesden Studios. Dia bertemu dengan produser David Heyman yang mengenalkannya pada calon pemeran Harry Potter, Daniel Radcliffe yang saat itu berusia 11 tahun, dan calon pemeran Ron, Rupert Grint, yang saat itu berusia 12 tahun. Kemudian, Emma diberi tahu bahwa dia terpilih memerankan Hermione.
Rilis film Harry Potter and the Philosopher's Stone tahun 2001 adalah debut Emma di layar lebar. Kalangan pengritik film bahkan memuji akting tiga pemeran utama dan sering secara khusus memuji peran Emma. Harian The Daily Telegraph menyebut penampilan Emma mengagumkan. Emma masuk nominasi untuk lima penghargaan atas penampilan gemilangnya dalam Philosopher's Stone, dan memenangkan Young Artist Award for Leading Young Actress.
Satu tahun kemudian, Emma kembali memainkan karakter Hermione dalam Harry Potter and the Chamber of Secrets. Meski film itu sendiri mendapat berbagai tanggapan positif dan negatif, karakter tiga tokoh utamanya tetap meraup pujian. Emma menerima Otto Award dari majalah Jerman, Bravo, atas film kedua Harry Potter tersebut.
Tahun 2004, Harry Potter and the Prisoner of Azkaban dirilis. Emma sangat menyukai peran Hermione yang lebih tegas. Menurut Emma, karakter Hermione dalam film ini karismatik dan fantastis untuk diperankan. Meski penampilan Radcliffe mendapat kritik, Emma menuai pujian. Dia memenangkan dua Otto Awards dan penghargaan Child Performance of the Year dari Total Film.
Dalam Harry Potter and the Goblet of Fire (2005), Emma dan pemeran utama lain tampil lebih dewasa. Berbagai pujian dilayangkan bagi Goblet of Fire dan pemeran-pemerannya. Emma masuk nominasi dalam tiga penghargaan untuk Goblet of Fire, dan memenangkan salah satu penghargaan Otto Award. Tahun itu juga, Emma menjadi model termuda yang tampil dalam sampul Teen Vogue. Tahun 2006, Emma memerankan Hermione dalam The Queen's Handbag, episode mini dari Harry Potter khusus untuk memperingati hari jadi ke-80 Ratu Elizabeth II.
Film kelima dari rangkaian film Harry Potter, Harry Potter and the Order of the Phoenix, rilis pada 2007. Film yang sukses meraup keuntungan itu membuat Emma memenangkan National Movie Award for Best Female Performance. Pada saat yang sama, seiring dengan popularitas Emma, Radcliffe, dan Grint, mereka mencetakkan telapak tangan, kaki, pesan di depan Grauman's Chinese Theater di Hollywood pada 9 Juli 2007.
Tayang perdana film Harry Potter and the Half-Blood Prince berlangsung pada 15 Juli 2009, setelah ditunda sejak November tahun sebelumnya, dengan para pemeran yang telah berada di usia akhir masa remaja. Pengambilan gambar untuk seri terakhir film Harry Potter, Harry Potter and the Deathly Hallows, untuk Emma dimulai pada 18 Februari 2009. Film yang dibagi menjadi dua bagian dengan alasan keuangan dan penulisan itu dijadwalkan akan dirilis pada November 2010 dan Juli 2011.
Film pertama Emma di luar Harry Potter adalah film Ballet Shoes (2007) dari BBC, film adaptasi novel berjudul sama oleh Noel Streatfeild. Sutradara Sandra Goldbacher mengatakan penampilan Emma sempurna. Ballet Shoes ditayangkan di Inggris pada Boxing Day 2007 disaksikan 5,7 juta penonton meski film tersebut secara umum tidak mendapat penilaian baik.
Emma juga ikut mengisi suara untuk peran Princess Pea dalam film animasi The Tale of Despereaux, komedi anak-anak dibintangi Matthew Broderick. The Tale of Despereaux dirilis Desember 2008 dan meraup US$87 juta dari seluruh dunia.
Pada April 2008, Emma dikabarkan ikut audisi untuk memerankan "Betsy" Bonaparte dalam film Napoleon and Betsy. Namun situs resmi Emma menyangkal rumor tersebut. Emma lebih memilih berkonsentrasi pada pendidikannya daripada berperan dalam film atau tayangan televisi.
Seiring bertambah usia, Emma tampak makin mencintai mode karena dia melihat dunia ini sangat mirip dengan seni. Tahun 2008, media Inggris mengabarkan bahwa Emma akan menggantikan Keira Knightley sebagai model rumah mode Chanel. Namun kabar itu dibantah oleh kedua pihak.
Pada Juni 2009, setelah rumor berbulan-bulan, Emma membenarkan bahwa dia akan menjadi mitra Burberry sebagai model bagi promosi baru mereka untuk koleksi musim gugur dan musim dingin 2009. Emma kemudian tampil dalam kampanye musim semi dan musim panas Burberry 2010 bersama adik lelakinya, Alex, musisi George Craig dan Matt Gilmour, serta Max Hurd. September 2009, Emma mengumumkan keterlibatannya dengan People Tree, merek fashion Fair Trade. Emma mengatakan, dia bekerja sama dengan People Tree untuk menciptakan busana yang akan dirilis akhir Februari 2010.

Rabu, 24 November 2010

Harry Potter's Synopsis


Harry Potter dan Batu Bertuah

Harry Potter hidup sebagai anak biasa di keluarga paman dan bibinya setelah saat ia masih bayi ditinggalkan di depan rumah mereka oleh
Albus Dumbledore. Orang tuanya dibunuh oleh penyihir hitam yang sangat kuat bernama Voldemort namun ia menghilang saat mencoba membunuh Harry. Oleh keluarga Dursley, ia diperlakukan semena-mena karena keluarga Dursley tidak ingin Harry dan orang lain tahu bahwa mereka adalah keluarga dari penyihir.
Kehidupan Harry berubah saat rumahnya dibanjiri surat sampai mereka harus mengungsi namun akhirnya Rubeus Hagrid dari Hogwarts mengantar sendiri surat tersebut yang merupakan undangan bersekolah di Hogwarts. Harry Potter akhirnya mengetahui kepopulerannya di dunia sihir saat berkunjung ke
Diagon Alley, perbelanjaan para penyihir dan Gringotts, bank sihir. Di Gringotts, Hagrid juga melaksanakan tugas untuk mengambil sebuah benda kecil yang amat rahasia.
Dalam perjalanan ke sekolahnya dengan
Hogwarts Express, Harry bertemu beberapa anggota keluarga Weasley yaitu Ronald Weasley, si kembar Fred dan George Weasley, dan Percy Weasley. Sebelumnya, di stasiun ia bertemu Molly Weasley, ibu mereka, dan Ginny Weasley. Selain itu, terdapat pula Hermione Granger, Neville Longbottom, serta Draco Malfoy.
Di Hogwarts, mereka diseleksi ke dalam satu dari empat asrama oleh
Topi Seleksi. Harry, Ron, Hermione, dan Neville masuk ke asrama yang mempunyai reputasi terbaik, Gryffindor, sedangkan Malfoy masuk ke Slytherin, tempat berbagai penyihir hitam.
Hari-harinya di Hogwarts terdiri dari berbagai pelajaran sihir namun yang paling dibencinya adalah Profesor Snape, guru Ramuan dan terdapat pula guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam, Profesor Quirrell. Harry juga secara istimewa masuk dalam tim
Quidditch Gryffindor.
Cerita bergulir tentang percobaan pencurian di lokasi yang sama dengan barang yang diambil Hagrid serta Harry yang menemukan
Cermin Tarsah. Berbagai kejadian terjadi dan menunjukkan seseorang berusaha mencuri Batu Bertuah dengan tersangka Snape. Rahasia ini hanya diketahui Harry, Ron, dan Hermione.
Namun, setelah mengatasi berbagai rintangan, yang ditemukan berusaha mencuri adalah Quirrell yang ditumpangi Voldemort. Usahanya menghalangi pencurian berhasil dan Gryffindor memenangkan piala asrama.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Harry Potter and the Chamber of Secrets
(Eglish Version)
It’s been another long summer at the Dursley’s for Harry Potter. He can’t wait to get back to Hogwarts and is counting down the days until he can return. He’s surprised when, on his birthday, a strange creature named Dobby shows up with dire warnings for Harry: He must not return to Hogwarts!
When Harry flat out refuses to stay home Dobby lands him in heaps of trouble with the Dursley’s, who lock Harry up in his room and refuse to let him out. Before Harry can sink too far into despair, however, Ron and his two brothers come to his rescue in a flying car and spirit him back to Ron’s house, where Harry is thrilled to spend the remainder of the summer.
Thus starts an eventful second year for Harry. Between having to cope with more homework than ever, a Defense Against the Dark Arts professor who is vain and convinced Harry is too, and a mysterious voice he keeps hearing in the walls, Harry’s days are nothing if not interesting.
As the school year progresses, however, the mysterious voice Harry keeps hearing is getting more and more menacing, and soon vicious attacks start happening on the students of Hogwarts. When Harry discovers, quite by accident, that he is a Parslemouth and can speak to snakes, he’s quickly singled out as Slytherin’s Heir, the person who, according to legend, is opening the mysterious “Chamber of Secrets” and letting out the monster.
Of course Harry has no idea who is attacking the students, but he quickly resolves to find out who is responsible. He, Ron, and Hermione come up with an elaborate plan to disguise themselves as Slytherin students so they can question Draco Malfoy, whom they believe IS the one setting the monster loose in the school. The plan goes perfectly, but they’re disappointed when they find out from Draco that he is not the one they’re looking for.
The quest gets personal when Hermione is attacked and Petrified by the monster. Ron and Harry are devastated, and are left on their own to uncover the true identity of the person responsible. Events come to a head when Ron’s sister, Ginny, is kidnapped and taken down into the Chamber, and they discover an important clue that Hermione left for them. They quickly head down into the Chamber of Secrets to rescue Ginny.
Harry and Ron get separated once they’re down there and Harry is left to pursue the monster on his own. He quickly finds Ginny, and thanks to some mysterious help from Dumbledore and his phoenix Harry is able to destroy Slytherin’s Heir, whom he’s amazed to find out is a younger version of Lord Voldemort. Voldemort was possessing Ginny through an enchanted diary and was using her to set the monster loose on the students.
Harry and Ron are both hailed as hero’s when they make it back out with Ginny, and Harry can’t imagine a finer end to such an eventful year when Hermione and the rest of the victims are healed and they win Gryffindor loads of House Points.
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
(English Version)

Harry starts off his third year at Hogwarts rather eventfully. He inadvertently blows up his Aunt Marge, goes on the run and is then personally absolved by the Minister of Magic himself. He then learns that mass murderer, Sirius Black, is intent on killing him, and Mr. Weasley makes him promise a strange thing, that no matter what he hears he won’t go looking for Black. Confused, Harry agrees.
As he heads back to school armed with this knowledge, he learns that dementors, evil, soul-sucking creatures, have been stationed around Hogwarts for protection against Black. They effect Harry much more than the others students because of his terrible past, and he quickly resolves to learn to defend himself when he begins collapsing every time they come near. He finds a willing teacher in Professor Lupin, the new Defense Against the Dark Arts professor, who begins teaching Harry the Patronus Charm, which is the only spell that will work against the foul creatures.
As the school year progresses and the third years are buried under mounds of homework, Ron and Hermione start a bitter feud over their pets. Hermione is already stressed out due to her enormous course load, and none of them can figure out how she’s getting to all her classes. It doesn’t help that Hermione’s cat, Crookshanks, repeatedly tries to eat Ron’s rat, Scabbers, and the two friends argue ceaselessly about the animals. They stop speaking entirely when it’s discovered that Crookshanks seems to have eaten Scabbers for good, and Ron is devastated.
Harry has a few close calls with Black when he breaks into the castle, but is not apprehended. Things come to a head at the end of the year when a number of events fall like dominoes up Harry and his friends. Ron’s rat, Scabbers, turns out to still be alive and is really a wizard in hiding, Peter Pettigrew, long thought dead. Harry learns that it was Peter, and not Sirius Black, that betrayed his parents to Voldemort. Just when Harry is sure Peter is finally going to be punished for his crimes, he escapes into the night.
Sirius, long thought to be a mass murderer and Voldemort supporter, turns out to be innocent, and Harry learns that Sirius is his godfather. He’s overjoyed when, for a moment, he thinks he might be finally free of the Dursleys, but Sirius has to go on the run from the Ministry to avoid being apprehended.
Professor Lupin, Harry’s favorite teacher, ends up resigning his post when it’s discovered that he’s a werewolf. He narrowly avoids attacking the kids, and it’s Sirius that saves their lives when he turns into a huge shaggy dog to protect them.
It’s an action-packed year to be sure, but Harry is very happy that Sirius makes it out safely and is finally free from Azkaban. He’s comforted by the fact that he finally has a family-member, so to speak, out there watching over him.
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Harry Potter and the Goblet of Fire

(English Version)
Harry can’t believe it. The Weasley’s have invited him to the Quidditch World Cup, which means he’ll get to leave the Dursley’s house early AND go see a game that anyone would kill to see!
The game is intense, but not just because of the stellar players and non-stop action. Death Eaters, Voldemort’s servants, make an appearance and the wizarding world is shocked when Voldemort’s sign is shot into the air after the game.
When Harry, Ron, and Hermione finally make it back to Hogwarts a few weeks later they’re shocked to find that the school will be hosting the Triwizard Tournament this year. It’s a competition between the 3 wizarding schools of Hogwarts, Durmstrang, and Beauxbatons. A champion is chosen for each school and competes in very difficult challenges that test their skill and daring.
When the other schools arrive in October students begin putting their name in the goblet in order to be chosen as School Champion. Harry is shocked beyond belief when, in spite of his inability to compete because of his age, he’s chosen as the 4th School Champion.
What’s even worse is that Ron doesn’t believe that Harry didn’t put his name in the goblet. They get into a huge fight, and Ron stops talking to Harry. The rest of Hogwarts is also incensed that Harry is "looking for more fame", and the only person who stands by Harry’s side is Hermione.
The first task fighting dragons goes great for Harry, and what’s even better is that it convinces Ron that Harry was telling the truth all along, and they become friends again.
As the school year progresses Harry is beset with trouble after trouble. Snooping journalist Rita Skeeter continues to publish gossipy articles about Harry that alienates him from the rest of the school, he’s turned down by his crush when he asks her to the Yule Ball, and in the days leading up to the second task he almost doesn’t find a way to accomplish what he’s got to do. Saved at the last minute, however, Harry again gets almost full marks and is tied for first place.
Sirius returns to keep an eye on Harry, as well as the mysterious happenings that keep taking place at Hogwarts. There is someone at the school who wants Harry dead, but no one knows who it is.
During the final task Harry and Cedric both tie for first place, but as soon as they grasp the Cup they’re jerked to a creepy graveyard where Cedric is immediately killed and Harry tied up by Wormtail. He witnesses Voldemort’s return to power, and barley makes it back to Hogwarts alive, clutching Cedric’s body.
When he gets back he discovers that Professor Moody was the traitor all along. He’s secretly a Death Eater and risked everything to kidnap Harry for Lord Voldemort. Harry tells Dumbledore what happened with Voldemort, and although Fudge doesn’t believe him Dumbledore is able take steps to mobilize against Voldemort.
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Harry Potter and the Order of the Phoenix
(English Version)

It's been another long, hot summer at the Dursleys' for Harry Potter. Having spent most of it in an adolescent "funk" of depression and bitterness over his friends' lack of informative letters about Voldemort's return, he's suddenly jolted out of his bad mood when two Dementors show up in Little Whinging and attack him and his cousin, Dudley. When Harry uses magic to drive them off, however, he quickly receives a succession of owls from the Ministry, requiring him to attend a disciplinary hearing. His heart sinks when he reads that his expulsion from Hogwarts will be decided then.
When Harry finally manages to make it back to school, he finds his long awaited return jarringly different than usual. Hagrid's missing, there are now skeletal horses pulling the school carriages that only he can see, and the new Defense Against the Dark Arts teacher is none other than toadlike, repulsive Dolores Umbridge, a Ministry Representative whom Harry is all too familiar with.
Even worse is the constant mutterings of the other students. Having spent all summer discrediting both Harry and Dumbledore, the Ministry has succeeded into convincing everyone they're both crazy and that Voldemort's return is nothing but a figment of their imagination.
With only Ron and Hermione standing by his side, Harry is hard-pressed to stay in a good mood and often lashes out at the ones he is closest to. His defiant behavior lands him in detention for weeks at a time with Umbridge, who soon rises to the status of Hogwarts High Inquistor and revels in sacking teachers and keeping the entire school under the control of her stubby, ugly-ringed fingers.
As the school year progresses Harry and Umbridge frequently lock horns, and she retaliates by taking away everything he cares about: Quidditch, letters from Sirius, and visits with Hagrid. So Harry fights back the only way he can, by forming a secret Defense group and teaching his friends how to fight properly.
In spite of the frantic workload of O.W.L. year, the tyranny of Umbridge, and an unbearable crush on Ravenclaw Seeker Cho Chang, Harry keeps having tantalizing dreams of dark corridors and locked doors that are distracting at best. His scar prickles constantly and he soon finds he's turned into a tiny antenna for Voldemort's mood swings, which certainly doesn't help his own temper.
Things take a disastrous turn when Dolores Umbridge finds out about Harry's secret Defense group. Harry is thrown into a world of guilt when Dumbledore, protecting Harry, claims credit for the group and has to flee the school in order to escape arrest.
Harry Potter and the Order of the Phoenix ends with an epic battle of good and evil, resulting in a devastating loss to Harry and the full revelation that his destiny lies intertwined with none other than Voldemort himself. He finds out what true loyalty is, and how to stand strong in the face of ultimate sacrifice.
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Harry Potter and the Order of the Phoenix
(Indonesia Version)
Tidak banyak penyihir yang percaya (atau mau percaya) bahwa Voldermort telah kembali, termasuk Kementerian Sihir. Harry dan Dumbledore dianggap menyebar kabar bohong dan dianggap terganggu jiwanya. Meskipun demikian, masih banyak orang yang percaya pada Dumbledore, dan mereka inilah yang tergabung dalam Orde Phoenix. Namun karena situasi belum memungkinkan, mereka bergerak secara diam-diam untuk menghindari kecurigaan dari Kementerian. Mereka menggunakan kediaman Sirius, Grimmauld Place nomer 12 sebagai Markas Besar, sehingga Sirius tidak lagi dalam pelarian (tapi tetap bersembunyi karena pihak kementrian masih mencarinya).
Sementara itu, Harry yang diawasi siang-malam (tanpa sepengetahuannya) oleh anggota Orde, semakin sering mengalami sakit pada bekas lukanya. Emosinya sering tak terkendali. Pada suatu malam ia dikejutkan dengan hadirnya dementor di Privet Drive, yang hendak menyerang dirinya dan Dudley. Untunglah ia berhasil menghasilkan patronus untuk melawan mereka. Namun akibat dari hal ini, dia nyaris diusir oleh pamannya (karena dikira menyerang Dudley), menghadapi persidangan di Kementerian Sihir dan terancam dikeluarkan dari Hogwarts.
Di persidangan tak seorangpun percaya bahwa ada Dementor berkeliaran di daerah Muggle. Tapi ketika Dumbledore mengatakan bahwa Kementerian tidak punya hak untuk mencampuri urusan sekolah, termasuk dalam hal ini mengeluarkan sorang murid, Harry pun bebas dari segala tuduhan.
Namun mimpi buruk Harry masih berlanjut. Untuk pertama kalinya dalam 5 tahun, Harry diajar oleh seorang guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam yang berasal dari Kementerian Sihir, Dolores Umbridge. Harry berulang kali mendapat detensi karena mengatakan bahwa Voldermort telah kembali. Harry dan seluruh murid kelas 5 akan menjalani ujian OWL, dimana mereka sudah harus berpikir pelajaran apa saja yang akan (dan mau) menerima mereka di kelas 6, serta tentang karir apa yang mereka minati selepas sekolah. Di tengah tekanan Umbridge dan segala dekritnya, Harry, atas dukungan penuh dari Ron dan Hermione, memimpin sekelompok anak untuk mempraktekkan pertahanan terhadap ilmu hitam dalam sebuah kelompok yang mereka namai Laskar Dumbledore (LD). LD beranggotakan cukup banyak anak, selain Ron, Hermione, Ginny, Neville, Luna Lovegood, Fred & George, Cho Chang, dan beberapa anak dari asrama lain yang kelihatannya lebih ingin tahu apakah benar pikiran Harry terganggu seperti yang diberitakan koran-koran, atau ingin tahu cerita yang sebenarnya tentang kematian Cedric dan kembalinya Voldermort.
Penglihatan yang dialami Harry akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa dia dan Voldermort, entah bagaimana, saling terhubung. Harry merasakan amarah dan kesenangan Voldermort. Suatu saat hal ini menguntungkan, karena menyelamatkan Arthur Weasley dari maut. Tapi Dumbledore kemudian menugaskan Snape untuk mengajari Occlumency, untuk menutup pikirannya dari Voldermort. Harry dan Snape yang sama-sama tidak senang dengan hal ini, tetap melakukannya, sampai suatu saat Harry memasuki Pensieve Snape dan mendapati alasan mengapa ia begitu membenci ayahnya dan Sirius. Snape sangat sangat marah ketika memergoki Harry dan menolak untuk mengajarinya sejak saat itu.
Hagrid yang baru saja kembali setelah sekian lama pergi, ternyata membawa serta Grawp, adiknya yang raksasa asli. Ia dan Madame Maxime sebenarnya ditugasi Dumbledore untuk mendekati para raksasa agar tidak bergabung dengan Voldermort. Tapi tidak berhasil, karena ternyata para Pelahap Maut telah mendekati mereka terlebih dahulu. Ketika pulang, Hagrid membawa Grawp (karena ibu mereka telah meninggal) yang bertubuh mungil (untuk ukuran raksasa).
Klimaks dari seri ke-5 ini adalah pertempuran di Kementerian Sihir. Harry dipancing untuk pergi ke Kementerian Sihir, di mana ternyata di sana sudah menunggu para Pelahap Maut. Mereka menjebak Harry untuk mengambil Ramalan di Departemen Misteri. Ramalan tentang dirinya dan Voldermort. Harry, Ron, Hermione, Luna dan Neville berusaha menyelamatkan diri dari serangan para Pelahap Maut, ketika sejumlah anggota Orde Phoenix datang membantu. Terjadilah pertempuran sengit, dimana akhirnya Sirius terbunuh.
Di akhir cerita Dumbledore memberitahu Harry tentang Ramalan tersebut, yang ternyata dibuat oleh Professor Trelawney, bahwa untuk bertahan hidup, ia dan Voldermort harus saling membunuh, karena yang satu tidak bisa bertahan bila yang satu tetap hidup. MANTRA-MANTRA yg muncul dalam film Harry Potter ke-5 ini adalah BOMBARDA MAXIMA,REDUCTO,STUPEFY,EXPELLIARMUS,AVADA KEDAVRA
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Harry Potter and the Half-Blood Prince
Voldemort dan para "Pelahap Maut"-nya secara terang-terangan melakukan kekacauan besar di seluruh negara Inggris. Cornelius Fudge didepak dari posisinya sebagai Menteri Sihir atas 'teriakan' komunitas sihir atas kesalahannya menangani masalah Voldemort ini. Ia digantikan oleh Rufus Scrimgeour sebagai Menteri Sihir yang baru. Dalam rezim yang baru ini, dibentuk struktur departemen yang baru dan Arthur Weasley mendapatkan kenaikan jabatan. Hal ini dengan segera meningkatkan kondisi finansial keluarga Weasley.
Di rumahnya di Spinner's End, Severus Snape mendapatkan kunjungan dari ibu Draco Malfoy, Narcissa dan kakaknya, Bellatrix Lestrange. Narcissa memaksa Snape melakukan Sumpah Tak-Terlanggar, agar Snape melindungi Draco dan, bila tugas Draco gagal, Snape harus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh sang Pangeran Kegelapan.
Pada pesta memulai tahun ajaran baru, Snape diumumkan telah diangkat sebagai guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam yang baru, hal yang sangat mengherankan bagi kebanyakan murid Hogwarts, khususnya karena selama bertahun-tahun ia tidak berhasil mendapatkan posisi itu. Mempergunakan Harry Potter, Albus Dumbledore berhasil membujuk kawan guru lamanya, Horace Slughorn, untuk mengakhiri masa pensiunnya, dan kembali mengajar di jabatan lamanya, sebagai guru Ramuan.
Sampul buku versi Internasional yang menggambarkan buku tua miliki Pangeran Berdarah-Campuran yang dipergunakan Harry Potter
Karena Slughorn hanya meminta nilai minimal "E" ("Exceed Expectations"-"Di Luar Dugaan") dalam ujian O.W.L. untuk melanjutkan ke kelas lanjutan (N.E.W.T.) Ramuan, Harry dan Ron berkesempatan untuk mendaftar di kelas itu. Slughorn meminjamkan Harry buku teks tua "Pembuatan-Ramuan Tingkat Lanjutan" yang bertuliskan nama pemiliknya, "Pangeran Berdarah Campuran". Catatan-catatan kecil dari pemilik buku yang berbakat itu membantu Harry menjadi unggul di kelas Ramuan, dan mendapatkan reputasi melebihi Hermione. Sebagai hadiah, Slughorn memberikannya hadiah sebotol kecil Felix Felicis, cairan keberuntungan.
Harry menceritakan kecurigaannya, bahwa Draco Malfoy mungkin adalah seorang Pelahap Maut, kepada Dumbledore, yang tampaknya tidak kuatir, sama seperti Ron dan Hermione. Belakangan, diketahui bahwa Dumbledore sudah menyuruh Snape untuk menyelidiki.
Sesaat ketika Ron dan Hermione tampaknya akan segera memiliki hubungan 'khusus', Ron malah mulai berkencan dengan Lavender Brown - walaupun hal ini hanya sekedar untuk membalas Hermione, yang Ron baru ketahui, dahulu pernah berciuman dengan Viktor Krum. Ron dan Hermione terus-menerus bercekcok satu sama lain hingga saat ketika Ron secara tidak sengaja meminum racun. Hermione sangat terguncang hingga ia dan Ron mengakhiri perselisihan mereka, dan Ron segera memutuskan hubungannya dengan Lavender.
Dumbledore mulai memberikan Harry pelajaran privat. Pelajaran ini berupa pengetahuan mengenai masa lalu Voldemort dan diberikan dalam bentuk memasuki kopi memori-memori orang-orang yang pernah berkaitan dengan masa lalu Voldemort ini, menggunakan alat sihir semacam baskom, Pensieve. Salah satu memori yang merupakan kopi dari memori Slughorn memiliki bagian yang hilang. Dumbledore menugasi Harry untuk mengusahakan memori itu dari Slughorn. Dibantu dengan cairan Felix Felicis, Harry akhirnya berhasil mendapatkan potongan memori itu dari Slughorn. Dumbeldore berspekulasi bahwa Voldemort telah membagi jiwanya menjadi tujuh bagian, dan menyimpan enam bagian dari jiwanya dalam "Horcrux" untuk memastikan bahwa dirinya hidup abadi, sementara bagian ketujuh tetap ada di tubuhnya. Dua Horcrux telah dihancurkan, yang pertama adalah buku harian Tom Riddle yang dihancurkan oleh Harry[HP2] dan cincin milik Marvolo Gaunt oleh Dumbledore.
Pada masa ini, Harry dan Ginny Weasley memulai hubungan cinta mereka.
Ketika Harry dan Dumbledore akan pergi untuk mencari Horcrux selanjutnya, Harry meninggalkan sisa cairan Felix Felicisnya kepada Ron, Hermione, dan Ginny, setelah ia menduga bahwa Draco Malfoy akan melakukan sesuatu lagi. Setelah dengan cepat menyuruh mereka berpatroli di koridor, Harry ber-Disapparate bersama Dumbledore ke sebuah gua rahasia tersembunyi. Untuk mendapatkan Horcrux itu (sebuah liontin kalung warisan Salazar Slytherin), kondisi Dumbledore menjadi sangat lemah akibat harus meminum semacam cairan yang melingkupi Horcrux tersebut. Mereka segera kembali ke puri Hogwarts dan menemukan Tanda Kegelapan Voldemort berpendar melayang-layang di atas Hogwarts. Mereka disergap Draco Malfoy di atas Menara Astronomi. Dumbledore memantrai Harry yang saat itu tersembunyi di bawah Jubah Gaibnya, sesaat sebelum Draco berhasil melucuti tongkat sihir Dumbledore. Draco mengakui bahwa ia telah membukakan jalan bagi para Pelahap Maut untuk memasuki Hogwarts, walaupun Dumbledore menemukan bahwa anak laki-laki yang nyata-nyata ketakutan itu telah terpaksa untuk membantu anak buah Voldemort.
Para Pelahap Maut tiba dan mendesak Draco untuk menyelesaikan misinya-membunuh Dumbledore-tetapi Draco ragu-ragu. Snape tiba; Dumbledore memohon kepada Snape, "Severus... tolong...", namun tidak jelas apa yang diminta Dumbledore kepada Snape itu. Setelah itu, tiba-tiba Snape membunuh Dumbledore dengan kutukan pembunuh Avada Kedavra. Kekuatan kutukan itu melemparkan Dumbledore melampaui tembok menara. Tewasnya Dumbledore, menyebabkan manteranya yang menahan Harry terangkat. Harry terbebaskan dan mengejar Snape. Keduanya berduel singkat, Snape memperkenalkan dirinya sebagai sang Pangeran Berdarah-Campuran, dan berdua dengan Malfoy, Snape berhasil meloloskan diri melalui gerbang Hogwarts.
Harry menemukan Horcrux liontin kalung di tubuh Dumbledore dan mendapati bahwa itu adalah Horcrux palsu. Di liontin itu, di tempat untuk meletakkan foto, ditemukan secarik perkamen dengan catatan yang menyebut penulisnya dengan inisial "R.A.B.". Horcrux yang asli telah dicurinya dan akan dihancurkan dengan harapan bahwa saat Voldemort bertemu tandingannya, Voldemort "sudah jadi orang biasa lagi, yang bisa mati".
Tahun ajaran berakhir suram dengan pemakaman Dumbledore. Profesor McGonagall, Wakil Kepala Sekolah, menjadi Kepala Sekolah sementara, sementara sekolah mungkin akan ditutup selanjutnya. Bagaimanapun juga, Harry telah memutuskan untuk meninggalkan sekolahnya di Hogwarts untuk mencari sisa Horcrux lainnya. Ron dan Hermione berjanji untuk menyertai Harry. Harry memutuskan hubungannya dengan Ginny untuk melindungi Ginny dari Voldemort. Selama beberapa bulan yang akan datang, Harry akan tetap tinggal bersama keluarga Dursley, memenuhi keinginan Dumbledore. Kemudian, ketiga sahabat itu akan memulai misi mereka, setelah mereka menghadiri satu peristiwa bahagia terlebih dahulu-pernikahan Bill Weasley dan Fleur Delacour.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Buku ketujuh diawali dengan Voldemort dan para Pelahap Mautnya di rumah Lucius Malfoy, yang merencanakan untuk membunuh Harry Potter sebelum ia dapat bersembunyi kembali. Meminjam tongkat sihir Lucius, Voldemort membunuh tawanannya, Profesor Charity Burbage, guru Telaah Muggle di Hogwarts, atas alasan telah mengajarkan subyek tersebut dan telah menganjurkan agar paradigma kemurnian darah penyihir diakhiri.
Harry telah siap untuk melakukan perjalanannya dan membaca obituari Albus Dumbledore; dan terungkaplah bahwa ayah Dumbledore, Percival, adalah seorang pembenci non-penyihir dan telah membunuh banyak Muggle, dan meninggal di Penjara Azkaban atas kejahatannya. Harry kemudian meyakinkan keluarga Dursley bahwa mereka harus segera meninggalkan rumah mereka untuk menghindarkan diri dari para Pelahap Maut. Keluarga Dursley kemudian pergi menyembunyikan diri dengan dikawal sepasang penyihir setelah sebelumnya Dudley melontarkan pengakuan bahwa ia peduli akan Harry.
Bersama-sama dengan anggota Orde Phoenix, Harry kemudian pergi dari rumah Dursley ke The Burrow. Dalam perjalanan itu, Hedwig, burung hantu Harry, terbunuh oleh kutukan pembunuh; George Weasley kehilangan sebelah telinganya; Mad-Eye Moody dibunuh oleh Voldemort sendiri. Belakangan, Harry mendapatkan penglihatan mengenai pelariannya; tongkat sihirnya telah bereaksi dengan tongkat sihir pinjaman Voldemort, menghancurkannya, dan ia juga kemudian mendapatkan penglihatan ketika Voldemort menanyai Ollivander si pembuat tongkat sihir, mengenai mengapa hal itu dapat terjadi.
Beberapa hari kemudian, Menteri Sihir tiba di kediaman Weasley dan memberikan warisan Dumbledore untuk mereka: Delumintaor untuk Ron (alat seperti korek api yang dapat memadamkan cahaya); buku mengenai kisah anak-anak untuk Hermione; dan untuk Harry, pedang Godric Gryffindor dan snitch pertama yang ditangkap Harry. Namun demikian, pedang tersebut ditahan, karena menurut kementerian pedang tersebut bukanlah milik Dumbledore. Ketiganya berusaha mencari tahu apa dibalik ketiga benda yang diberikan kepada mereka itu. Sehari kemudian adalah hari pernikahan Fleur Delacour dan Bill Weasley.
Setelah diberitakan bahwa Voldemort telah berhasil mengambil alih Kementerian Sihir; Harry, Ron, dan Hermione kemudian bersembunyi di Grimmauld Place nomor 12, rumah yang diwariskan Sirius Black kepada Harry. Ketiganya kemudian menyadari bahwa inisial R.A.B. pada liontin yang didapatkan Dumbledore dan Harry dalam buku keenam adalah Regulus Arcturus Black, adik Sirius. Mereka mulai mencari Horcrux yang dicuri Regulus di rumah keluarga Black itu. Dari Kreacher, mereka mengetahui bahwa ia telah membantu Regulus untuk mendampingi Voldemort menempatkan Horcrux berbentuk liontin itu di gua. Ketika Regulus merasa kecewa dengan Dumbledore, ia memerintahkan Kreacher untuk kembali ke gua dan menukar liontin dengan yang palsu. Regulus terbunuh dalam proses itu. Pada akhirnya, mereka bertiga menyadari bahwa Mundungus Fletcher telah mencuri liontin tersebut dan memberikannya kepada Dolores Umbridge.
Setelah selama satu bulan memata-matai Kementerian Sihir, ketiganya berhasil mengambil Horcrux dari Umbridge. Dalam prosesnya, tempat persembunyian mereka diketahui dan terpaksa melarikan diri ke daerah terpencil, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan tidak dapat lama tinggal di suatu tempat.
Dalam waktu beberapa bulan berpindah-pindah, mereka mendengar bahwa pedang Godric Gryffindor sebenarnya adalah palsu, dan ada yang melakukan sesuatu terhadap pedang aslinya. Dari Phineas Black, Harry mendapatkan bahwa pedang itu terakhir kali digunakan Dumbledore untuk menghancurkan salah satu Horcrux, Cincin Gaunt. Ron kemudian berselisih paham dengan Harry, dan pergi meninggalkan Harry dan Hermione. Harry dan Hermione kemudian pergi ke Godric’s Hollow untuk mencari tahu apakah Dumbledore telah meninggalkan pedang itu di sana.
Di Godric’s Hollow, keduanya mengunjungi tempat pemakaman keluarga di mana keluarga Potter dan Dumbledore dikuburkan. Di Godric’s Holow, mereka juga menemui Bathilda Bagshot, seorang kawan lama Dumbledore yang mengarang buku Sejarah Sihir. Di rumah Bagshot mereka menemukan gambar penyihir hitam Grindelwald, sanak Bagshot, yang pada masa lalu adalah kawan masa kecil Albus Dumbledore. Namun demikian, ternyata mereka terperangkap, karena “Bagshot” itu merupakan penjelmaan ular Voldemort, Nagini. Mereka berhasil melarikan diri dari Voldemort, tetapi tongkat sihir Harry hancur dalam kejadian itu.
Dalam pelarian mereka, Harry akhirnya menemukan bahwa pedang Godric Gryffindor tersembunyi di sebuah kolam beku di tengah sebuah hutan. Ia menyelam ke dalamnya dan mendapati pedang dan kalung liontin Horcrux Voldemort. Kalung itu mencoba mencekik Harry dan hampir menenggelamkannya hingga mati kalau tidak ditolong oleh Ron yang kembali. Keduanya menghancurkan Horcrux dengan pedang itu.
Ketiganya kemudian berbicara kepada Xenophilius Lovegood, ayah Luna Lovegood, dan menanyakan kepada mereka mengenai lambang Grindelwald yang telah berkali-kali muncul selama perjalanan mereka. Di rumah Lovegood, Harry, Ron, dan Hermione mendapatkan kisah penyihir kuno mengenai tiga bersaudara yang mengalahkan kematian, dan masing-masing mendapatkan benda sihir sebagai hasilnya - tongkat sihir yang tak terkalahkan (Elder Wand—tongkat sihir tetua), batu sihir yang dapat menghidupkan kembali yang telah mati (Resurrection Stone—batu kebangkitan), dan Jubah Gaib (jubah tembus pandang) yang tidak lekang oleh waktu. Harry menyadari bahwa jubah yang dimilikinya adalah adalah Jubah Gaib, dan segera menemukan bahwa Lovegood telah berkhianat dan menyerahkan mereka ke Kementerian. Luna, putrinya, telah ditawan dan Xenophilius berpikir untuk menyerahkan Harry Potter sebagai ganti tawanan. Ketiganya meloloskan diri dan berpikir untuk mengumpulkan ketiga benda sihir Deathly Hallows, untuk mengalahkan Voldemort.
Harry, Ron, dan Hermione kemudian tertangkap dan dibawa ke rumah Malfoy. Di sana, Hermione disiksa dan diinterogasi oleh Bellatrix Lestrange untuk mengetahui bagaimana mereka memperoleh pedang Godric Gryffindor, karena ia berpikir bahwa mereka telah mencurinya dari lemari besinya di Gringotts. Di bawah tanah, Harry dan Ron dipenjarakan bersama-sama dengan Dean Thomas, goblin Griphook, pembuat tongkat sihir Ollivander, dan Luna Lovegood. Harry berusaha mencari pertolongan dan Dobby muncul untuk menyelamatkannya. Dalam usaha meloloskan diri, mereka dihadang Wormtail yang kemudian terbunuh karena tercekik oleh tangan perak Wormtail yang dibuat Voldemort tanpa berhasil ditolong oleh Ron dan Harry. Mereka berdua kemudian menolong Hermione dengan bantuan Dobby, yang tewas dibunuh oleh Bellatrix.
Harry dan kedua sahabatnya kemudian berusaha mencari rencana baru. Ia menanyai Ollivander mengenai Elder Wand dan mendapati bahwa pemilik terakhirnya adalah Dumbledore. Ia berusaha untuk mencegah Voldemort mengambilnya dari makam Dumbledore. Dibantu Griphook, Hermione menyamar sebagai Bellatrix Lestrange dan bersama-sama Harry dan Ron memasuki lemari besi Bellatrix di Bank Gingrott’s. Di sana mereka menemukan satu lagi Horcrux, piala Hufflepuff. Griphook kemudian mengkhianati mereka dan melarikan diri dan mencuri pedang Godric Gryffindor. Harry, Ron, dan Hermione berhasil melarikan diri, tetapi Voldemort menyadari bahwa mereka mencari Horcrux-Horcruxnya.
Harry mendapatkan penglihatan segera setelah pelarian mereka; ia dapat melihat melalui mata Voldemort dan mengetahui pikirannya. Voldemort telah mendatangi tempat-tempat Horcurxnya disembunyikan dan mengetahui bahwa mereka telah lenyap dan hancur. Secara ceroboh, Voldemort mengungkapkan bahwa Horcrux terakhir berada di Hogwarts. Ketiganya segera pergi ke Hogsmeade untuk mencari jalan masuk ke sekolah Hogwarts. Di Hogsmeade, mereka disudutkan oleh para Pelahap Maut dan diselamatkan oleh Aberforth Dumbledore. Aberforth membuka jalan terowongan ke Hogwarts di mana mereka disambut oleh Neville Longbottom. Setelah menyelamatkan jiwa Draco Malfoy, Harry menemukan Mahkota Ravenclaw tersembunyi di Kamar Kebutuhan dan benda itu dihancurkan.
Di Shrieking Shack, mereka mendapati Voldemort membunuh Severus Snape dengan tujuan untuk mentransfer kekuatan Elder Wand kepada dirinya sendiri. Dalam sekaratnya, Snape memberikan memorinya kepada Harry. Dari memori itu terungkap bahwa Snape berada di sisi Dumbledore, didorong dengan cinta seumur hidupnya kepada Lily Potter. Snape telah diminta Dumbledore untuk membunuh dirinya jika situasinya mengharuskan demikian; karena bagaimanapun juga hidupnya tidak akan lama lagi akibat kutukan yang terdapat di Horcrux Cincin Gaunt. Selanjutnya, terungkap pula bahwa Harry adalah Horcrux terakhir Voldemort, dan ia harus mati juga sebelum Voldemort dapat dibunuh. Pasrah akan nasibnya, Harry mengorbankan diri dan Voldemort melancarkan kutukan untuk membunuhnya. Tapi alih-alih membunuh Harry, kutukan itu malah menghancurkan bagian dari jiwa Voldemort yang terdapat di tubuhnya. Pada akhirnya, setelah Nagini dibunuh oleh Neville, Voldemort kemudian terbunuh setelah mencoba menggunakan Kutukan pembunuh Avada Kadavra terhadap Harry. Kutukan itu berbalik menyerang Voldemort sendiri oleh Elder Wand.
Dalam kisah di akhir buku, pada tahun 2017, 19 tahun setelah Pertempuran di Hogwarts, Harry dan Ginny Weasley telah memiliki tiga anak bernama James, Albus Severus, dan Lily. Neville Longbottom telah menjadi guru Herbologi di Hogwarts. Ron dan Hermione telah memiliki dua anak bernama Rose dan Hugo. Draco Malfoy memiliki anak bernama Scorpius. Mereka seluruhnya bertemu di stasius kereta api King’s Cross, untuk mengantar anak-anak mereka bersekolah ke Hogwarts. Di sana diungkapkan bahwa bekas luka Harry tidak pernah sakit lagi setelah kekalahan Pangeran Kegelapan.….”